Friday, November 8, 2013

Perbedaan Pemilu USA & Indonesia


Bedanya Pemilu USA dan Indonesia

Second Secretary Political Section Kedutaan Besar Amerika Serikat Scott M Ceremuga mengakui ada perbedaan mencolok antara pemilu di Amerika Serikat dan Indonesia. Perbedaan mencolok itu adalah jumlah partai yang menjadi kontestan pemilu.

“Kalau di Amerika itu partainya cuma Merah atau Republik dan Biru atau Demokrat. Sementara di Indonesia itu beragam. Semua parpol tidak jauh berbeda soal pandangan kebijakan dan tidak ada perbedaan mendasar. Memang ada partai lain seperti Komunis, Sosialis, Buruh, dan Hijau, tetapi tak pernah terdengar gaungnya,”ungkap Scott kepada wartawan di kantor Bandung Institute Government Studies (BIGS) Jalan Saninten Kota Bandung, Senin (15/10/2012).

Scott mencontohkan beberapa waktu lalu dirinya telah menentukan hak pilihnya pada pemilu di Negara Bagian AS. Saat itu ada 4 sampai 5 partai yang mengikuti, tetapi dengan calon yang tidak dikenal.

“Ada 4 pasangan calon, tetapi yang milihnya paling nol koma sekian persen. Untuk ikut pemilu itu, partai harus bisa menunjukan syarat dukungan di negara bagian. Kalau Demokrat dan Republik bisa memenuhi. Apalagi sistem pemilu Amerika hanya satu putaran karena dari segi aturan sudah mendorong pengelompokan dalam 2 partai,” tandasnya.

PHOTO: President Barack Obama arrives on stage after winning the 2012 US presidential election, Nov. 7, 2012 in Chicago, Ill.


Berbicara soal kultur demokrasi dan pluralisme, Indonesia bisa dibilang mirip dengan AS. Negara Indonesia dan AS terdiri dari berbagai suku, ras dan agama serta sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Tapi ada perbedaan yang sangat mencolok yaitu :
Pemilu di AS diikuti dan dipantau terus menerus oleh seluruh penduduk dunia ( termasuk penduduk Indonesia ), sedangkan Pemilu di Indonesia penduduknya sendiri seringkali TIDAK PEDULI dan bahkan banyak yang tidak tahu kapan PEMILU diadakan, di mana tempat PEMILU atau siapa calon presidennya.

1. AS: Partai yang maju dalam PEMILU hanya ada dua yang utama yang mempunyai visi berbeda (meskipun sama-sama untuk kemajuan Negara) yaitu partai Demokrat dan partai Republik, dengan satu atau dua partai yang (sangat) kecil yang tidak berpengaruh lainnya.
Indonesia: Jumlah partai yang maju dalam pemilu saja ada 30-an (tepatnya saya tidak tahu), dengan alasan demokrasi, tapi lebih pada menghambur-hamburkan uang dana kampanye.

2. AS : Pada saat PEMILU, setiap masing-masing partai mempunyai 1 calon presiden. Dan calon presiden dari kedua partai mempunyai  kualitas yang sama, karena calon presiden masing-masing partai terlebih dahulu di seleksi melalui konsesi yang melibatkan kader masing-masing partai. Dalam konsesi hanya masyarakat (rakyat) yang mendaftar dalam partai tertentu yang boleh ikut serta dalam menentukan calon presiden partai tersebut.
Indonesia: Karena banyaknya partai yang maju, meskipun hanya ada satu capres dari setiap partai, maka otomatis ada banyak capres yang maju. Kualitas capres seringkali tidak bisa dipertanggungjawabkan karena bukan melalui seleksi yang melibatkan rakyat, tapi lebih mengunggulkan UANG. Jadi meskipun tidak mempunyai kapasitas sebagai pemimpin yang baik, kalau mempunyai uang banyak dan dukungan dari orang2 berduit atau ormas tertentu, bisa menjadi capres. Selain itu ada proses partai “MELAMAR” individu tertentu… sehingga misi dan visi dari capres itu TIDAK JELAS, karena individu itu bisa pindah-pindah antar partai. Pemilu di Indonesia ada 2 kali yaitu:  untuk memilih partai , kemudian memilih calon presiden.

3. AS : Karena ada 2 partai maka salah satu akan menjadi partai penguasa dan partai yang lain menjadi partai oposisi.
Indonesia: Tidak jelas partai mana yang penguasa dan partai oposisi, karena di Kabinet masing-masing sudah mempunyai jatah jumlah wakil yang duduk di cabinet.

4. AS: Kesadaran berpolitik masyarakat SANGAT tinggi. Semua partai menekankan pada masyarakat (rakyat) yang mempunyai hak memilih untuk IKUT PEMILU dan tidak GOLPUT. Mereka menjelaskan keRUGIan dari Golput. Media massa pun mendorong masyarakat untuk ikut PEMILU. Setiap suara dihitung.
Indonesia: Kesadaran berpolitik masih rendah. Orang lebih suka menjadi GOLPUT dengan berbagai alasan bahkan bangga menjadi GOLPUT. Karena kalau ada yang salah, mereka merasa tidak ikut BERTANGGUNGJAWAB. Hal ini HARUS DIRUBAH!

5. AS: Sangat memperhitungkan SUARA MINORITAS. Justru akhir-akhir ini MINORITAS lah yang suaranya paling diperhitungkan sebagai penentu partai mana yang menang (ingat hanya ada 2 partai besar).
Indonesia: Hanya suara MAYORITAS yang diperhitungkan.

6. AS: Pilpres di AS yang sedang berlangsung saat ini selain menerapkan voting tradisional, juga menerapkan e-voting dimana para pemilih bisa memilih secara online calon presiden incumbent dari partai Demokrat, Barack Obama atau calon presiden dari partai Republik, Mitt Romney. Menariknya, Democracy Live, sebuah perusahaan teknologi yang bertanggung jawab dalam proses e-voting ini menyediakan aplikasi e-voting ini untuk bisa di-install para calon pemilih di tablet andalan Microsoft, yaitu Microsoft Surface. Dengan tablet ini, para pemilih bisa memilih secara online calon presiden yang mereka pilih. Sehingga hasil pemilu di AS sudah mendapat hasil dimana Obama kembali akan menjadi presiden AS untuk periode berikutnya. Obama meraih 274 suara electoral college mengalahkan Romney yang hanya meraih 201 suara electoral college. Perhitungan suara berlangsung sangat seru dan ketat, menunjukkan kedua karakter calon presiden memang kuat.
Indonesia: Indonesia yang masih menggunakan paku untuk mencoblos kertas suara. Penerapan teknologi tentunya akan mengurangi biaya dan mempercepat hasil perhitungan.

7. AS: Pada saat PEMILU, yang dipilih ada beberapa pihak: PRESIDEN, anggota KONGRES (mirip DPR) dan anggota SENATE (mirip MPR). Hasilnya pun tidak selalu sama, artinya bila presiden terpilih adalah dari partai Demokrat, belum tentu demikian dengan anggota Kongres dan Senate, bisa jadi yang memegang suara mayoritas di kedua grup itu dari partai lain (tahun ini suara terbanyak di Kongres dipegang partai Republik, sedangkan suara terbanyak di Senat dari partai Demokrat) karena wakil terpilih ditentukan oleh SETIAP Negara bagian dan kota-kota tertentu.
Indonesia: Biasanya Partai tertentu berkuasa sebagai mayoritas di semua bagian, partai-partai lainnya mempunyai wakil sendiri-sendiri di DPR dan MPR, yang suaranya bisa dibeli dengan uang.

8. AS:  Setelah penghitungan suara selesai dan pemenangnya diumumkan, secara gentleman yang kalah langsung mengaku kalah dan memberi selamat kepada pemenang, sekaligus mengajak pengikutnya untuk mendukung sang pemenang demi kemajuan bangsa dan negara.




Oleh : Rachel Utami
Copy From : FIS Media Diskusi (Facebook)

 
Design by Jery Tampubolon | Bloggerized by Jery - Rhainhart Tampubolon | Indonesian Humanis