Saturday, July 26, 2014

Apakah aliens cerdas ada?


 
Apakah ada aliens di angkasa luar? Mari kita pikirkan bersama.

Dalam batas tata surya kita, aliens ada, tapi mungkin sekali dalam bentuk berbagai mikro-organisme, bukan dalam bentuk organisme cerdas.

Wantariksa Voyager 1 setelah 35 tahun melanglang tata surya akhirnya pada Nov 2012 dipastikan telah keluar tata surya dan masuk ke dunia antarbintang. Jika ada organisme cerdas lain yang sudah maju di kawasan tata surya kita, mustinya berbagai wantariksa buatan manusia akan mengalami gangguan, berhubung mungkin saja semangat berperang ada antar berbagai organisme cerdas yang menghuni satu tata surya yang sama. Nyatanya, Voyager 1 aman-aman saja setelah selama 35 tahun menjelajahi seluruh kawasan tata surya.

Sudah ada tiga rover yang didaratkan di planet Mars; yang mutakhir rover Curiosity. Misi tiga rover ini adalah menemukan mikroba di planet ini. Selain planet Mars, ada enam tempat lain dalam tata surya yang diyakini memiliki kehidupan mikrobial. Enam tempat itu: 3 bulan planet Jupiter (Europa, Callisto, Ganymede); 2 bulan planet Saturnus (Enceladus, Titan); atmosfir planet Venus.

Kalau dalam tata surya kita di luar planet Bumi hanya ada mikroba, mungkin sekali tidak demikian halnya dalam bagian-bagian lain galaksi kita, Bima Sakti. Carl Sagan memperkirakan dalam Bima Sakti ada 400 milyar bintang. Sebanyak 50 % di antaranya diorbiti minimal 1 planet seukuran Bumi atau lebih besar. Lewat Teleskop Antariksa Kepler (diluncurkan Maret 2009) ditemukan dalam Bima Sakti minimal ada 17 milyar planet seukuran Bumi. Selama 22 bulan beroperasi, Teleskop Kepler telah memindai 2.740 planet dalam Bima Sakti, termasuk empat planet “super-Bumi” (besarnya 1,25 kali sampai 2 kali ukuran Bumi). Empat planet “super-Bumi” ini mengorbit masing-masing bintangnya dalam jarak yang memungkinkan adanya air pada permukaan masing-masing. Dari waktu ke waktu, ditemukan makin banyak sistem matahari dalam Bima Sakti yang memungkinkan munculnya kehidupan di sana.


 
busur pusat galaksi Bima Sakti

Jika Bumi dijadikan model pembentukan kehidupan, di angkasa luar akan terbentuk kehidupan jika ada air, energi, kimia organik, oksigen. Di angkasa luar tersedia melimpah air, energi, kimia organik, oksigen. Jadi, terbentuknya kehidupan di sana adalah hal yang pasti. Tetapi terbuka kemungkinan bahwa berbagai bentuk kehidupan bisa terbentuk di angkasa luar di luar model dari planet Bumi. Telah ditemukan, kimia inorganik di angkasa luar mampu melahirkan bentuk-bentuk kehidupan. Kondisi yang tidak sama dengan kondisi di Bumi. Kita harus siap menerima kemungkinan bahwa di angkasa luar kehidupan dapat terbentuk di luar cara-cara yang kita kenal di Bumi.

 

Seandainya proses terbentuknya kehidupan di Bumi dijadikan model, model ini dengan mudah terpenuhi di angkasa luar. Istilah “pan-spermia” dibuat untuk menyatakan bahwa dalam seluruh jagat raya, benih-benih kehidupan (spermia) tersebar di mana-mana (pan). “Pan-spermia” adalah fakta karena zat-zat kimia yang diperlukan bagi kehidupan berasal dari debu-debu bintang yang meledak (supernova). Atom-atom dalam tubuh anda berasal dari angkasa luar, persisnya dari debu-debu supernovae. Bintang-bintang memenuhi jagat raya kita, dan menjadi sumber kimia organik yang dapat memunculkan kehidupan jika kondisi-kondisi yang diperlukan terpenuhi. Supernovae adalah kejadian yang lumrah dalam lingkup jagat raya kita yang mahaluas, dan darinya kimia organik terbentuk dan menyebar ke seluruh ruang vakum jagat raya.

Di Bumi kehidupan dalam wujud mikrobial sudah muncul 3,5 milyar tahun lalu, lalu berevolusi dan melahirkan bentuk-bentuk kehidupan bersel majemuk. Tata surya kita sendiri sudah berusia 5 milyar tahun; sedangkan jagat raya kita sudah berusia 13,8 milyar tahun sejak big bang. Organisme cerdas yang dinamakan homo sapiens, manusia, baru muncul 400 ribu tahun lalu di Afrika. Peradaban modern teknologis kita sangat muda, baru berusia 300-400 tahun, di kawasan tata surya kita yang terbentuk 5 milyar tahun lalu.

Nah, saya mau ajak anda membayangkan: Apa yang telah dan sedang terjadi dalam tata-tata surya lain di jagat raya yang usianya sudah sangat tua, misalnya 12 milyar tahun, dan evolusi biologis spesies di sana sudah berlangsung minimal 10 milyar tahun, berawal dari mikroba-mikroba? Aliens cerdas sudah pasti ada di sana, dengan tingkat kemampuan kecerdasan yang tidak terbayangkan oleh kita. Jika di sana sudah terbangun peradaban-peradaban teknologis yang usianya jutaan hingga milyaran tahun, maka peradaban modern kita bak mainan kanak-kanak jadinya. Mobil-mobil termaju yang kita punya bak mobil-mobilan dari kotak korek api jadinya! Begitu juga halnya dengan pesawat-pesawat terbang modern kita: dibandingkan dengan wantariksa yang dimiliki aliens cerdas, pesawat-pesawat jet kita bak kapal-kapal terbang kertas buatan anak-anak TK.

Eksistensi kita sekarang masih sangat bergantung pada kondisi ragawi kita. Bagaimana dengan berbagai peradaban lain dalam jagat raya yang usianya sudah jutaan hingga milyaran tahun? Aliens cerdas di angkasa luar mustinya ada. Tetapi eksistensi mereka sudah melampaui batas-batas ragawi yang kini masih mengurung kita. Aliens cerdas pastilah sudah bisa menyatukan raga mereka dengan mesin-mesin, bahkan bisa mengubahnya menjadi energi, cahaya, atau informasi. Wujud-wujud non-material yang semacam ini membuat aliens cerdas sudah bisa mengatasi kendala dimensi ruang-waktu yang kini masih memenjara kita. Menembus lubang-lubang cacing(worm holes) sebagai jalan-jalan pintas untuk sampai di jagat-jagat raya lain yang paralel bisa jadi adalah sesuatu yang rutin mereka lakukan, sementara, di pihak kita, kita sekarang belum mampu untuk menemukan lokasi lubang-lubang cacing ini apalagi melewatinya. Kita harus siap kaget karena mengalami faktor “Wow” jika memikirkan eksistensi aliens cerdas.

 

Aliens yang sudah membangun peradaban jutaan hingga milyaran tahun jangan kita bayangkan akan tampilkan diri sebagai sosok-sosok ragawi hijau dengan dua mata yang besar. Juga jangan kita bayangkan wantariksa mereka akan sebesar benua yang melanglang jagat raya (seperti ditampilkan dalam film The Independence Day).


Nanoteknologi adalah sebuah kunci untuk membuka tabir eksistensi aliens cerdas di angkasa luar. Dengan nanoteknologi yang mencakup logam dan daging, aliens cerdas bisa mengubah tubuh mereka jadi atom-atom yang bisa berubah ke wujud apapun yang mereka kehendaki. Dengan nanoteknologi yang sangat advanced, wantariksa mereka juga bisa hanya sebesar molekul, sehingga tidak tampak oleh mata biasa kita.

Kenapa kita hingga sekarang belum pernah berpapasan dengan aliens cerdas dan armada wantariksa mereka, jika mereka ada?

Mungkin sekali sebetulnya aliens cerdas dari galaksi-galaksi lain yang jauh, sudah berada di antara kita di planet Bumi. Bagaimana mungkin? Ya, mungkin mereka ada di sekitar kita tidak dalam eksistensi ragawi, tapi berupa energi, cahaya, informasi, dan wujud-wujud lain yang serba asing bagi kita. Begitu juga, armada wantariksa mereka mungkin juga ada di Bumi, tapi tidak kasat mata karena masing-masing wantariksa mereka hanya sebesar molekul. Mungkin juga mereka telah membangun koloni di Bulan kita, dan dari situ mereka aktif mengikuti perkembangan peradaban kita dengan setia dari abad ke abad, dari milenium ke milenium.

Kita bertanya: Kenapa aliens cerdas itu tidak langsung saja menjajah dan menjarah planet Bumi kita lalu memusnahkan kita dan peradaban kita? Nah saya percaya satu hal ini: Semakin maju suatu peradaban, semakin etis perilaku organisme yang membangunnya. Begitulah dengan aliens.

Jika aliens yang ada di sekitar kita memiliki peradaban yang sudah sangat maju, jauh meninggalkan kita, begitu juga halnya dengan moralitas mereka. Mereka tidak akan menjajah dan menjarah planet Bumi, karena etika yang mereka hayati sudah sangat agung, seagung tingkat peradaban mereka. Itu juga yang dipercaya Carl Sagan: aliens cerdas memiliki etika sangat agung tidak terbayangkan, sejalan dengan tingkat kemajuan peradaban mereka. Jika aliens cerdas punya etika yang agung, malah mungkin mereka sedang mengawal homo sapiens untuk bisa melewati setiap krisis peradaban yang membahayakan ketahanan kehidupan kita. Bukan itu saja. Mungkin sekali DNA kita juga diciptakan semula oleh mereka, yang lalu mereka budidayakan di planet Bumi sebagai bagian dari eksperimen sains perekayasaan genetik mereka. Jadi, kita semua sangat mungkin adalah anak-anak aliens sendiri.

Tapi Stephen Hawking punya pandangan lain. Baginya, aliens bisa sangat jahat seperti jahatnya homo sapiens. Kata Hawking: Jika aliens menemukan planet Bumi, perilaku mereka akan sama dengan saat Colombus menemukan benua Amerika, yakni menjajah dan menyingkirkan penduduk asli Amerika!

Tapi di planet ini, kita sudah hidup selama 400 ribu tahun, dan aliens cerdas, jika sudah ada di sekitar kita, tidak kunjung membunuh kita semua. Mungkin Carl Sagan benar, dan Hawking salah. Jika begitu, tenang sajalah kita seandainya aliens cerdas memang sudah ada di antara kita.

Satu hal sudah pasti, aliens cerdas ada. Para fisikawan dll kini tidak meragukan eksistensi mereka walaupun kita tidak pernah bertemu mereka hingga saat ini. Aliens cerdas tahu kita, tapi kita tidak tahu keberadaan mereka hingga saat ini, mungkin hingga peradaban kita berusia jutaan tahun. Jika kita mau segera bisa melihat dan bertemu mereka, paculah sains dan teknologi kita supaya tumbuh dan berkembang dengan tingkat percepatan yang fantastis. Kita mampu!


Ioanes Rakhmat

 

 
Design by Jery Tampubolon | Bloggerized by Jery - Rhainhart Tampubolon | Indonesian Humanis